0

JURNAL: Jogja 1; I am comming!

Sejam rasanya sudah seharian aku menunggu keberangkatan di Terminal Syarif Kasim II. Ya pagi ini aku merencanakan perjalanan ke Yogyakarta, yang berikutnya kita sebut saja Jogja. Entah berapa jam aku bisa terlelap tadi malam, pun kantuk tak dirasakan pagi ini, adrenalin rush!

Orang-orang sudah mulai ramai di ruang tunggu keberangkatan bandara, entah itu calon penumpang, karyawan/i Angkasa Pura, para pedagang, maupun pekerja cleaning service yang ikut hilir mudik mengepel lantai terminal.

image

“penumpang dengan penerbangan bla..bla.. tujuan Pekanbaru-Jakarta bla..” aku memperhatikan nomor penerbangan di tiket yang ku genggam, yes!ini pesawatku.

Jogja bukan kota familiar bagiku, bahkan aku belum pernah menjejakkan kaki disana. Keinginan kuat untuk mengikuti seminar ilmiah disana yang mendorong aku untuk mengunjungi kota itu,dan tentu saja dorongan ibuku, dengan insting konyolnya aku akan bertemu jodoh disana. Hahahah, how silly she was!

Jadi, setelah menghabiskan satu jam lebih di dalam pesawat, ditambah bertemu dengan kenalan baru, cewek tinggi dengan hijab yang ternyata mahasiswa di Jogja, kami sampai di bandara Soekarno Hatta Jakarta. Turun dari pesawat, masuk ke terminal, menyusuri koridor-koridor yang berbelit-belit bikin pusing, ya Tuhan, syukur udah dapet kenalan yang jadi guider. Oh, sepuluh kali melewati lorong yang sama belum tentu meninggalkan memori di otak ku yang memang lambat soal direction. Yang kuingat kemudian kami ke pintu keluar, terus naik bus lalu nyampai ke terminal tujuan Yogyakarta, fiuhh!!! Di sana kami menunggu sekitar sejaman lagi sebelum dipanggil untuk boarding. Oke kita skip saja timing di bandara, membosankan!

Setelah melewati ribuan kilometer, tepat jam 14.30 wib, atau kira-kira segitu pesawat kami mendarat di Adi Sucipto International Airport. aahh..hawa keraton mulai terasa, tehehhhelebayyy.
Tak lama berselang, arul datang, adekku yang kuliah di Jogja.
Kesan pertama tentang kota ini?WoWw..kecil!kalau dipikir mungkin seukuran pulau bengkalis,malah jalan raya nya kecil, cuman orang nya aja lebih ramai.

image

Puas lihat jalan-jalan di sekitaran kota, arul ngajak aku makan siang. Kalian mungkin berpikir aku akan langsung memilih gudeg atau angkringan yang khas kuliner disana. Nooo..noo..nooo!!Lidah ku tipe konvensional, gak cepet adapatasi. Yes, finally jadilah kami pergi ke rumah makan Padang Sederhana. \o/

image

Rasanya??berbahagialah karena belum ada yang bisa ngalahin masakan padang dari Riau maupun Sumbar. Namanya juga di Jawa ya, namanya boleh masakan padang, tapi rasa tetap uedan manisnya.T__T
Setelah mencicipi masakan padang ala Jogja yang uedan juga mahalnya, kami kembali menyusuri jalanan kota menuju Natasha skin care,yay\o/ namanya juga perempuan ya, kemana-mana tetap harus ada ritual pembersihan diri, eh muka, hohohoho..*sabar ya adekku*